Selasa, 21 September 2010

Kasih yang terutama

Kasih yang terutama adalah kasih kepada Tuhan
Kasih yang kedua adalah kasih kepada sesama.
Apakah aku sudah mengasihi Tuhan ? dengan cara apa?
Apakah aku sudah mengenal Tuhan ? sedekat apa ?
Apakah aku sudah mengasihi sesama? dengan cara apa?
Apakah aku mengenal sesama ? sesama yang mana ?
Bila pertanyaan-pertanyaan di atas masih sulit atau masih bingung dan bahkan perlu 2 menit putar otak untuk menjawabnya. Kita harus melihat bahwa kemungkinan kasih yang diajarkan Tuhan bagi kita itu masih belum kita amalkan.
Apakah anda mengenal ayah ibumu ? maukah membiarkan mereka terjatuh pada saat mengendarai sepeda motor, dan kita hanya melihat dan mendiamkannya?
Apakah anda mempunyai adik kecil yang sedang belajar berjalan, dan di saat ia berada di ujung tempat tidur, maukah anda membiarkannya terjatuh?
Jawabannya tentu tidak! Kenapa? Karena kita mengenal mereka.
Apakah anda sering melihat peminta-minta/pengemis di jalanan yang dengan wajah sehat namun di baluti baju compang camping dan kotor menghampiri anda dan meminta uang ? Apakah anda memberi uang ? Mungkin ya dan mungkin tidak. Bila tidakpun, pasti karena anda tidak ada uang receh dan melihat jijik untuk bersentuhan dengan tangannya, dan yang paling terutama adalah Anda tidak mengenalnya.

Perkenalan dengan Tuhan dan terus upaya komunikasi yang kita lakukan dengan Tuhan, itulah yang dapat mengenal keinginan dan maksud Allah dalam hidup kita.  Aku tidak pernah mengatakan diriku dekat dengan Tuhan hanya karena satu minggu sekali datang ke ibadah raya. Tapi aku mau mengenal Tuhan, agar aku peka akan keinginan dan maksudnya bagi hidupku. Aku yakin dengang mengenal Dia sebagai juru selamatku dan Tuhan, maka aku akan mengasihi Dia di dalam perilaku hidup sehari-hari.

Demikian juga dengan mengenal sesama dan melakukan hal yang terbaik buat sesama. Siapa sesama kita ? Apakah hanya orang yang sama menganut agama dan kepercayaan dengan kita ? Atau sesama adalah siapa saja manusia yang bisa berinteraksi dengan kita ? Ya kita tidak bisa membeda-bedakan orang di sekeliling kita. Kalau bukan sesama orang Jawa maka kita tidak anggap orang itu lebih baik dari kita, kalau bukan orang itu dari Batak, kita pastikan orang tersebut sama sekali tidak boleh diajak berdiskusi, kalau bukan asalnya dari agama A maka diharuskan untuk dibenci, kalau bukan dari satu sekolah yang sama maka bukan urusan saya untuk membantu dalam kebutuhan pembangunan sekolahnya.
Apakah ini potret kehidupan manusia sekarang untuk mengasihi sesamanya ?
Ada halnya kita memiliki keterbatasan yang menyebabkan kita tidak bisa membantu orang lain yang membutuhkan. Bukan berarti dengan keterbatasan kita tidak bisa mengasihi orang lain juga. Dengan cara apa? Dengan mendengarkan permasalahan orang lain, memberikan masukan untuk solusi terbaik, dengan mendoakan orang lain agar Tuhan turut campur dalam pergumulan mereka, itu merupakan cara sederhana untuk mengasihi orang lain.

Selain dekat dengan Allah, aku ingin mengasihi orang lain, siapa saja yang membutuhkan. Mungkin dengan melakukan pekerjaan ku dengan baik dan optimal itu akan menunjukkan kasihku pada perusahaan. Dengan membantu siapa saja di sekelilingku aku ingin menunjukkan kasih Allah Bapa yang kualami dalam hidupku.
Marilah kita bersama-sama menabur kasih kepada Tuhan pencipta kita dan kepada sesama kita manusia. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar